Menu

Rabu, 16 September 2015

3 Upaya Preventif Meminimalisir Kemacetan

Macet..macet..dan macet. Adalah kata yang belum usang untuk menggambarkan Ibu Kota. Sepertinya kondisi tersebut sudat menjadi identitasnya dan wajar pemakluman. Namun, hal itu tak lagi menjadi alasan yang maklum bagi para pekerja untuk terlambat. Antisipasi yang paliing banyak dilakukan agar tak terjebak macet salah satunya dengan berangkat lebih awal dengan memprediksi jam macet dan waktu tempuh. Namun, apakah hal ini akan terus menerus terjadi tanpa ada solusi lain. Bayangkan jika semua lancar, tentu semua aktivitas akan berlaku normal tanpa ada lagi halangan tersendat arus jalan.

Saling lempar salah meyalahkan pun tak dapt dihindari, karena memang kemacetan sudah menjadi masalah klasik yang belum juga terentaskan. Beberapa langkah pun sudah dilakukan untuk meminimalisir angka kemacetan, seperti halnya menambah jalur-jalur baru. Namun, rupanya volume kendaraan yang tiap hari bertambah belum bisa ditampung, terlebih hampir setiap hari kendaraan-kendaraan baru yang keluar dari dealer atau showroom terus meningkat.

Belum lagi ngomongin tentang banyaknya pelanggaran yang dilakukan pengendara, sehingga ketertiban dan kepatuhan masih jauh dari harapan. Atau, adanya oknum-oknum petugas yang menyalahkan gunakan wewenangnya.

Sumber http://infonitas.com/


Siapa yang paling berhak disalahkan?
Apakah kebijakan pemerintah, integritas dan komitmen petugas, atau kesadaran masyarakat. Saya kira ketiga elemen tersebut saling memberikan pengaruh bagi kondisi arus lalu lintas. Dan kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak saja. Namun, di hari ulang tahun Polisi Lalu Lintas (Polantas) yang ke-60 ini, saya akan lebih menyoroti peran Polantas dalam memecahkan kemacetan.

Menurut saya, Ada tiga pendekatan yang harus dilakukan Polantas untuk dapat menguraikan kemacetan, atau setidaknya meminimalisir panjangnya antrian kendaraan.

Pendekatan Sosial budaya
Sumber: liputan6.com
Pendekatan ini pada dasarnya adalah bentuk penguatan kesadaran masyarakat pengguna jalan agar lebih memahami aturan lalu lintas yang ada. Saya kira sampai saat ini Polantas masih aktif untuk langsung memberikan sosialisasi tertib lalu lintas ke sejumlah instansi, terlebih ke para pengendara pemula. Yang perlu ditingkatkan lagi menurut saya ialah optimalisasi kerjasama dengan instansi seperti dinas perhubungan dan satpol PP. Dengan dinas perhubungan kepolisian bisa mengatur jasa angkutan ataupun barang. Bersama Satpol PP, kepolisian bisa saling koordinasi mengurai titik-titik arus lalu lintas yang terhambat, Misalnya saja, adanya pasar, PKL, atau pun lainnya. Dan yang paling penting ialah bagaimana kepolisian bisa memasyarakatkan aturan dengan pendekatan yang humanis.

Pendekatan Media Informasi
Sumber: covesia.com
Pesatnya perkembangan teknologi informasi saya kira perlu dioptimalkan pemanfaatannya bagi kerja Polantas. Saat ini, saya liat di website-nya sudah banyak informasi yang bisa di dapat masyarakat, terlebih dengan adanya pemanfaatan media sosial. Untuk lebih memudahkan masyarakat saat berkendara saya kira kepolisian bisa bekerjasama dengan para pembuat aplikasi di smartphone yang bisa memantau kondisi lalu lintas. Seperti yang kita tahu, saat ini hampir setiap orang memegang gadget canggih di tangan mereka masing-masing. Jadi, dengan adanya aplikasi itu, masyarakat bisa menghindari jalur-jalur yang rentan kemacetan.

Pendekatan hukum
Ketika kesadaran tertib hukum masyrakat masih rendah, di sinilah peran aturan harus ditegakkan. Komitmen dan konsistensi petugas untuk menegakkan aturan sangat penting di lapangan. Jangan sampai malah ada oknum yang memanfaatkan kewenangannya. Evaluasi sangat penting di sini. Kepolisian tidak hanya mengawasi pengendara saja, tetapi juga mengevaluasi internal kepolisian itu sendiri.

Semoga dengan tulisan sederhana ini, kita bisa saling memperbaiki diri untuk tertib aturan dan lalu lintas. Terlebih jika pemerintah bisa memperbaiki segala infrastrukturnya. Maka, macet akan menjadi kata yang usang untuk menggambarkan lalu lintas kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar