Menu

Selasa, 26 Mei 2015

Perjalanan Inspirasi Suryanation ke Bali

Berikan pengalaman, Teman, dan Ide-ide baru

Deg-degan, begitulah perasaan ku ketika hendak berangkat ke bali untuk mengikuti babak semifinal Perjalanan Inspirasi Suryanation. Bukan hanya rasa gugup bagaimana akan mempresentasikan ide ku di depan para juri, tetapi juga ketika akan naik pesawat untuk pertama kalinya. Walaupun sudah mencoba searching terlebih dahulu tips-tips untuk penerbangan pertama agar tidak salah dan tidak terlihat seperti penumpang awal, namun nyatanya tetap terlihat karena gugup.

Rasa gugup itu, mulai dari salah masuk pintu pesawat. Di mana tempat duduk ku yang bernomor 46 ternyata berada di baris paling belakang, sementara saya masuk dari pintu depan. Hasilnya saya harus berdesak-desakkan mengambil sedikit ruang untuk melewati beberapa penumpang yang berlawanan arah. Kemudian ketika landing jantung semakin berdegup kencang, tiba-tiba saja teringat kecelakaan yang menimpa beberapa maskapai penerbangan kita. Semakin keras deru mesin ketika mengangkat badan pesawat, semakin berdegup pula denyut nadiku. Terlebih saat itu saya hanya sendirian di kursi paling belakang.

Antiklimaksnya adalah ketika seorang pramugari berparas cantik dengan setelan kebaya rapih menyodorkan kantung berisi permen. "Baru pertama kali ya mas.." katanya sambil tersenyum manis. Lekas saja, aku mengambil dua biji sambil membalas senyumannya dan langsung memalingkan muka. Malu rasanya.

Perjalanan udara pertama ku dari Bandara Adi Sucipto ke Ngurah rai Bali hanya sekitar 40 menitan. Setibanya di Bali, panitia Suryanation telah menunggu kedua puluh semifinalis di pintu kedatangan. Kedua puluh peserta yang berasal dari berbagai kota di Indonesia, di antaranya Malang (3), Jakarta (4), Bandung (1), Lampung (6), Medan (2), Manado (1), Mataram (1), Tangerang (1), dan Purwokerto (1) langsung dibawa untuk jamuan makan siang yang di sebuah restoran di pinggir pantai. Selain menikmati suasana pantai dan menu makan, di sana kami diperkenalkan dengan semua panitia dan peserta.

Sekitar pukul 04.00 waktu setempat, kami bertolak ke penginapan. Hotel Peppers Sentosa Seminyak Bali akan menjadi tempat karantina seluruh semifinalis selama tiga hari mulai dari Jumat hingga Minggu (22-24/5). Hotel tersebut berkonsep villa, dan keduapuluh finalis dibagi dalam tiga villa. Saat itu saya bersama tiga orang yang kesemuanya dari malang. Sore itu, kami hanya beristirahat sejenak dan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan presentasi untuk membekali semifinalis agar dapat menyampaikan gagasannya dengan baik.

Di malam harinya kami dibawa ke Made's Warung yang masih berada di kawasan Seminyak. Di sana kami tidak hanya disuguhi dengan makanan yang enak tetapi juga pertunjukkan tarian legok bali yang dibawakan beberapa anak kecil. Alunan gending Bali dan tarian khas itu membuat suasana makan malam makin hangat dan menarik. Terlebih ketika semua semifinalis diajak untuk berfoto bersama dengan para penari.

Baru di esoknya, Sabtu (23/5) seluruh finalis mempersiapkan diri membuat strategi menyampaiakan ide dengan tepat karena kita hanya diberi waktu lima menit saja. Lima menit selanjutnya giliran para juri yang bertanya terkait konsep ide yang kita sampaikan. Hampir seluruh peserta fokus melihat catatan-catatannya dan ada juga yang berbicara sendiri di depan kaca seolah-seolah sedang presentasi di depan juri.

Giliranku tiba setelah jam makan siang. Dengan bekal power point, saya menyampaikan seluruh gagasan tentang taman baca dan penulisan dengan program satu hari seribu kata. Awal presentasi, saya gugup karena ternyata tidak hanya empat juri yang ada di depanku. Tetapi ada sekitar belasan mulai dari panitia hingga perwakilan dari PT Gudang Garam. Tapi akhirnya presentasi dan tanya jawab selesai dan waktuku melebihi 10 menit, karena pertanyaan yang diajukan cukup banyak.

Ada secuil harapan saat itu, melihat respon dan antusias para juri. Namun, akhirnya ketika pengumuman pada malam harinya saya hanya mendapat delapan besar. Dan empat tiket ke jepang berhasil diraih peserta dari Malang (2), Jakarta (1) dan Lampung (1). Malam itu berakhir dengan sajian makan malam dan hentakan musik DJ.

Esoknya, keduapuluh semifinalis pulang ke daerahnya masing-masing dengan bekal pengalaman, inspirasi, dan kawan-kawan baru. Sebelum berpisah, seluruh semifinalis saling mengutarakan pesan dan kesannya. "Diharapkan kegiatan ini bukan hanya momen untuk bersaing meraih kemenangan, tetapi yang lebih penting lagi adalah semangat kebersamaan yang saling menginspirasi satu sama lain. Jadi setelah ini semoga kita tidak putus kontak dan baik menang atau kalah, kita bisa merealisasikan ide kita," Kata salah satu peserta. (*)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar