|
Budidaya perikanan di Norwegia. (www.ntnu.no) |
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan luasnya lautan dan jumlah pulau yang ada, tidak hanya itu Indonesia juga memiliki garis pantai yang mencapai 95,181 km (World Resource Institute, 1998). Dengan angka itu Indonesia menjadi Negara dengan garis pantai terpanjang ke dua setelah Kanada. Indonesia juga memiliki luas wilayah laut 5,4 juta km2 yang mendominasi total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta km2. Dengan geografis yang menguntungkan, kita punya potensi besar untuk menjadi Negara maju dalam sektor perikanan.
Saat ini Indonesia menempati urusan kedua dalam produksi perikanan di dunia. Walaupun begitu dengan besarnya potensi yang dimiliki, saya kira kita tidak harus cepat puas dengan peringkat itu. Diakui atau tidak, jika kita coba bandingkan dengan Negara-negara maju lain yang memiliki predikat baik dalam sektor perikanan, Negara kita masih tertinggal dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang kita miliki. Dan lagi sektor perikanan saat ini juga belum mampu mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat kita secara signifikan.
Kalau kita merujuk Norwegia misalnya, negara kecil dengan luas wilayah 385.199 Km2 ini hanya mempunyai garis pantai sepanjang 83.000 km. Namun, Norwegia merupakan negara yang maju didalam industri perikanan. Kemampuan negara ini dalam mensejahterakan warga negaranya dengan memaksimalkan potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki, dapat dijadikan contoh (role model) oleh bangsa kita tentang bagaimana manajemen perikanan yang baik. Dengan PDB (produk domestik bruto) per kapita sebesar 83.485, negara ini menempati posisi kedua Negara dengan PDB terbesar di dunia, dibawah Luksemburg.
Norwegia merupakan pemasok ikan dan produk ikan terbesar di Eropa. Dalam rentang waktu 10 tahun terakhir, nilai ekspor negara tersebut meningkat dua kali mencapai 30 milyar NOK. Hampir 95 % hasil produk ikan dari negara ini diekspor, dalam bentuk lebih dari 2.000 jenis roduk ke sekitar 160 negara. Negara beribukota Oslo tersebut berhasil memanfaatkan bisnis budidaya ikannya hingga USD10 miliar per tahunnya.
Menurut pakar perdagangan dan lingkungan Herjuno Ndaru Kinasih ada tiga jenis integrasi dalam perekonomian di Norwegia yang berdampak pada kinerja sektor perikanan. Tiga jenis integrasi itu adalah integrasi aktor, integrasi sistem, dan integrasi pengetahuan. Menurut saya, integrasi tersebut merupakan hubungan yang sinergis antara aktor atau para pelaku usaha budidaya perikanan mulai dari petani, pemerintahan, pihak swasta (industri) baik yang konsen dalam bidang budidaya perikanan seperti CP Prima atau lembaga lainnya.
|
·
Norsk Havbrukssenter,
Norwegian Aquaculture Center
(http://images3.citybreak.com)
|
Integrasi Aktor
Integrasi Aktor ini merupakan ranah teknis dalam pengelolaan budidaya perikanan. Di Norwegia, sebagian besar masayrakat yang menekuni budidaya perikanan tergabung dalam wadah koperasi, jadi tidak berdiri sendiri-sendiri. Pembentukan komunal itu bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan perekonomian budidaya perikanan. Bahkan disebutkan bahwa di Norwegia antara satu koperasi yang satu dengan yang lainnya terkadang berjalan beriringan. Guna memperluas jaringan, di koperasi-koperasi yang ada terintegrasi dalam mengekspor hasil produksi. Misalnya, untuk menyewa sebuah kapal pengangkut ikan ke negara tetangga, sebuah koperasi harus memenuhi kuota pengiriman minimal sekian ton. Karena tidak mencukupi kuota, maka koperasi tersebut mencari mitra yang juga melakukan ekspor dengan tujuan yang sama agar biaya pengiriman dapat ditekan.
Hubungan yang terjalin juga tidak hanya antar petani saja, tetapi para petani juga harus bisa berhubungan baik dengan aktor-aktor lainnya seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Dalam hal permodalan, Bank atau pemerintah harus bisa memenuhi kebutuhan petani dengan tidak memberatkan tentunya. Dalam urusan pengelolaan, misalkan saja ketersedian benih dan pakan, sektor industri seperti CP Prima bisa menyalurkan produk-produk berkualitasnya. Kemudian dalam hal distribusi, peran media dan jasa transportasi harus memudahkan petani menyalurkan hasil produksi ke tangan konsumen.
|
Proses pengemasan Ikan Salmon (http://www.intrafish.com)
|
Integrasi Sistem
Sistem merupakan bingkai dari semua proses yang terjadi baik itu dalam proses produksi, distribusi, maupun konsumsi. Keterhubungan ketiganya bisa berjalan dengan baik tentu dibutuhkan peraturan dan pengawasan yang baik pula. Di Norwegia, industri perikanan dan pejabat perikanan bekerja sama dalam menyusun peraturan. Dengan begitu aturan-aturan yang dibuat sesuai dengan kondisi dan tujuan bersama masing-masing aktor dapat dicapai. Kemudian, terkait pengawasan, penegakan hukum di Norwegia benar-benar ditegakkan. Direktorat Perikanan bertanggung jawab untuk mengkontrol jumlah ikan yang ditangkap dan menjaga statistik perikanan.
|
Pemeriksaan Ikan Salmon
(www.nvh.no) |
Integrasi Pengetahuan
Integrasi ini melihat keterhubungan satu pandangan ilmu pengetahuan terhadap ilmu lainnya. Misalkan, bagiamana hubungan budidaya perikanan dengan teknologi perikanan, teknologi angkutan, pemasaran, dan tentu saja ilmu-ilmu atau kajian para akademisi dalam pengembangan budidaya pertanian. Norwegia memang diakui dunia karena keahliannya dalam bidang peralatan laut, perkapalan, dan kemampuan untuk mengekploitasi pasar pasar baru. Ekonomi kelautan Norwegia mencakup keseluruhan industri yang berkembang dan berhubungan dengan perkapalan dan industri akuakultur dimana mencakup beragam jenis produk dan layanan. Tak melulu tentang teknologi, di Norwegia juga mensyaratkan pengetahuan tentang ukuran bibit, komposisi umur, distribusi dan lingkungan tempat hidup. Tiap tahun, data dari survei sains Norwegia dan para nelayan dibandingkan dengan data dari Negara lain dan dinilai oleh International Council for Exploration of the Sea (ICES).
Jadi, pengetahuan ini juga termasuk bagaimana pengetahuan pengelolaan budidaya perikanan. Dalam hal ini, baik pemerintah, swasta atau lembaga lain bisa memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan para petani. Misalkan saja dengan berbagai program, mulai dari program pendidikan lanjut tentang perikanan Indonesia melalui jalur akademis, kemudian pemerintah melalui dinas-dinas terkait dari hulu ke hilir berperan aktif mendampingi petani. Swasta juga bisa terlibat, jadi tidak hanya swasta lepas begitu saja kalau tidak menyangkut urusan perdagangan. Seperti halnya CP Prima yang sudah beberapa kali melalukan penelitian, pendidikan dan penyuluhan budidaya perikanan ke berbagai wilayah di Indonesia.
Diharapkan dengan sinerginya ketiga aspek di atas, Indonesia bisa menjadi negeri yang sejahtera melalui perikanan.
Belum ada tanggapan untuk "Berguru Budidaya Perikanan Dari Norwegia"
Posting Komentar